Senegal Jadi Target Pasar Non-Tradisional RI

By Admin

nusakini.com--Banyaknya hambatan ekspor ke Eropa dan negara-negara maju lainnya mendesak Pemri untuk mulai bergeser ke pasar non-tradisional seperti Afrika. Sebagaimana disampaikan Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, dalam pertemuannya dengan Ketua KADIN Komite Afrika, Mintardjo Halim, pekan lalu, "Untuk menindaklanjuti instruksi pemerintah, Indonesia perlu menggarap dan fokus pada kerja sama pasar non-tradisional." 

Dalam pertemuan tersebut, Dubes Mansyur menyampaikan berbagai potensi bisnis di Senegal yang dapat dikembangkan kerja sama dengan KADIN RI dan sektor swasta Indonesia, antara lain joint venture pembangunan refinery kelapa sawit dan turunannya, kerja sama pengadaan sepeda motor Indonesia, dan transportasi roda dua menggunakan financial technology seperti Gojek. 

Dijelaskan pula oleh Dubes Mansyur bahwa Ketua KADIN dan para pengusaha Senegal memiliki minat yang besar untuk hadir pada event Trade Expo Indonesia (TEI) 2017. Untuk itu, Dubes Mansyur mengharapkan agar KADIN dan para pengusaha Indonesia juga dapat berpartisipasi pada pameran dagang internasional di Dakar (FIDAK 2017) dan di Kaolack (FIKA 2018). Khusus untuk FIKA 2018, Indonesia telah ditunjuk oleh Ketua KADIN Nasional Senegal menjadi Negara Tamu Kehormatan. 

Dalam kaitan tersebut, Mintardjo menyampaikan bahwa KADIN Indonesia akan memfasilitasi KADIN dan para pengusaha Senegal tersebut untuk melakukan kunjungan ke pabrik-pabrik perusahaan yang diminati. 

Direktur Afrika Kemlu, Daniel Tumpal, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa Direktorat Afrika telah melakukan pemetaan profil negara-negara Afrika yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu berdasarkan penjajakan kerja sama PTA, potensi kerja sama ekonomi konkrit terkait dengan Indonesia-Africa Forum 2018, dan terdapatnya perwakilan RI di negara Afrika tersebut. Dari tiga kategori pemetaan tersebut, Senegal masuk bersama Nigeria dan Mozambik. 

Isu lainnya yang diangkat dalam pertemuan yaitu tindak lanjut MoU Indonesia-Senegal dan MoU Indonesia-Gambia. Dalam pertemuan disepakati bahwa kedua MoU tersebut hendaknya segera ditindaklanjuti dengan plan of action agar kerja sama bersifat konkrit. 

Sebagai tindak lanjut dari Forum Bisnis Indonesia-Senegal yang diselengarakan di Dakar Juni lalu, PT. Sasa mengharapkan bantuan KBRI Dakar menindaklanjuti komunikasi dengan perusahaan CCBM milik Ketua KADIN Nasional Senegal, terkait dengan permintaan impor produk Sasa. Sedangkan, PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) mengharapkan agar adanya pemetaan untuk pasar maintenance pesawat di Afrika berdasarkan kebutuhan masing-masing negara. 

Isu lainnya yang juga dibahas yaitu skema pengurangan tarif (PTA) Indonesia dengan ECOWAS. Tarif impor yang tinggi di Senegal dan negara-negara Afrika lainnya perlu mendapatkan perhatian khusus. Untuk itu, diperlukan adanya kerja sama PTA yang komprehensif dengan memperhatikan kepentingan produk ekspor Indonesia. 

Turut hadir dalam pertemuan adalah Dubes Rahardjo Jamtomo, Dubes Andradjati, Dubes Immanuel Robert Inkiriwang dan perwakilan dari PT. Sasa Inti dan PT. Garuda Maintenance Facility (GMF). (p/ab)